Kamis, 09 Maret 2017

Sains Zaman Yunani Kuno



Sejarah Fisika
Sains Zaman Yunani Kuno

Disusun Oleh:
Kelompok : 4
Nama Anggota :
1.    Rizka Nur Agustin
2.    Rizki Utami
3.    Septania Pratiwi
4.    Orien


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu yang merupakan ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda disekitarnya. seperti bulan, bintang, dan matahari. Bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri. Ilmu pengetahuan merupakan pencarian makna praktis, yaitu penjelasan yang bisa dimanfaatkan. Penjelasan ini telah menjadi dasar ilmu pengetahuan manusia dari zaman pra-sejarah hingga awal abad ke-20.
Ternyata perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidaklah muncul dengan sendirinya. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang tidak pernah merasa puas akan ilmu pengetahuan harus mengetahui secara detail sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dari waktu ke waktu.
1.2.Rumusan Masalah
a.       Bagaimana peradaban sains pada zaman Yunani Kuno?
b.      Bagaimana Karakteristik pemikiran manusia pada zaman Yunani Kuno?
c.       Mengapa zaman ini dikatakan zaman keemasan filsafat Yunani?
d.      Bagaimana ilmu fisika pada zaman Yunani Kuno?

1.3.Tujuan
a.       Dapat mengetahui peradaban sains pada zaman Yunani Kuno.
b.      Dapat mengetahui hasil peradaban dari zaman Yunani Kuno.
c.       Dapat mengetahui karakter pemikiran manusia pada zaman Yunani Kuno.
d.      Dapat mengetahui perkembangan ilmu fisika pada zaman Yunani Kuno.
e.       Dapat mengetahui dan mengenal tokoh-tokoh utama yang berperan di dalam membangun fondasi fisika.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Peradaban Yunani Kuno
Zaman ini berlangsung dari abad 6 SM sampai dengan sekitar abad 6 M. Zaman ini menggunakan sikap aninquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis), dan tidak menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptve attitude mind (sikap menerima segitu saja). Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh dengan subur. Yunani mencapai puncak kejayaannya atau zaman keemasannya (zaman Hellenisme) di bawah pimpinan Iskandar Agung (356-323 SM) dari Macedonia, yang merupakan salah seorang murid Aristoteles.
Pada abad ke-0 M, perkembangan ilmu mulai mendapat hambatan. Hal ini disebabkan oleh lahirnya Kristen. Pada abad pertama sampai abad ke-2 M mulai ada pembagian wilayah perkembangan ilmu. Wilayah pertama berpusat di Athena, yang difokuskan dibidang kemampuan intelektual. Sedangkan wilayah kedua berpusat di Alexandria, yang fokus pada bidang empiris.
Setelah Alexandria di kuasai oleh Roma yang tertarik dengan hal-hal abstrak, pada abad ke-4 dan ke-5 M ilmu pengetahuan pegetahuan benar-benar beku. Hal ini di sebabkan oleh tiga pokok penting :
1.      Penguasa Roma yang menekan kebebasan berfikir.
2.      Ajaran Kristen tidak disangkal.
3.      Kerjasama gereja dan penguasa sebagai otoritas kebenaran.
Walaupun begitu, pada abad ke-2 M sempat ada Galen (bidang kedokteran) dan tokoh aljabar, Poppus dan Diopanthus yang berperan dalam perkembangan pengetahuan. Pada zaman ini banyak bermunculan ilmuwan terkemuka. Peradaban Yunani Kuno mewariskan peradaban tinggi untuk dunia. Hasil dari peradaban itu bahkan sampai sekarang tetap dijadikan rujukan berbagai disiplin ilmu. Hasil peradaban Yunani Kuno yang sangat penting bagi masyarakat dunia adalah karya sastra. Ada satu karya sastra yang sangat terkenal yaitu kitab IIIiad dan Odissesia, Kedua kitab tersebut ditulis oleh Homerus. Kitab tersebut berisi kejadian sejarah perang Troya. Sampai saat ini, karya sastra kuno ini menjadi rujukan penting dalam perkembangan sastra.                     
Dalam bidang ilmu pengetahuan dan filsafat, peradaban Yunani Kuno terbilang paling banyak memberikan kontribusi bagi dunia sekarang ini. Pada masa Yunani lahir filosof dan pemikir terkenal. Dari pemikiran-pemikiran mereka, berkembang berbagai ilmu pengetahuan. Beberapa pemikir yang terkenal dari Yunani, diantaranya adalah Socrates, Plato, dan Aristoteles. Hingga saat ini, buah dari pemikiran-pemikiran mereka masih dikaji oleh barbagai kalangan. Sekalipun sebenarnya, dalam perjalanannya para tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno tersebut bersinggungan dengan tokoh-tokoh dari bangsa lain yang telah lebih dahulu meletakkan dasar-dasar kajian ilmu pengetahuan. Namun merekalah yang mengembangkan menjadi kajian yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Peradaban Yunani kuno masih terus dikenang sampai sekarang. Karya dan pemikiran dari peradaban Yunani membawa pengaruh besar bagi kemajuan peradaban manusia.

2.2  Karakteristik Pemikiran pada Masa Yunani Kuno
Zaman Yunani kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang memiliki kebebasan mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap menerima begitu saja, melainkan menumbuhkan sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis. Selanjutnya tumbuhlah sikap kritis yang menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikir yang terkenal dan sikap kritis inilah yang menjadikan cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern yaitu sikap an inquiring (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis).                         
Pada zaman Yunani Kuno, ciri pemikiran yang menonjol adalah kosmosentris, yang berarti mempertanyakan asal usul alam semesta dan jagad raya sebagai salah satu upaya untuk menemukan asal mula (arche) yang merupakan unsur awal terjadinya gejala-gejala. Secara umum karakteristik filsafat Yunani kuno adalah rasionalisme, yaitu suatu pemahaman tentang sebuah pengetahuan yang lebih mengutamakan akal atau logika.
Pada masa Yunani Kuno pemikiran para filosof masih di dominasi agama alam, yaitu pada masa Thales (640-545 SM), yang menyatakan bahwa esensi segala sesuatu adalah air, belum murni bersifat rasional. Argumen Thales masih dipengaruhi kepercayaan pada mitos Yunani. Demikian juga Phitagoras (572-500 SM) belum murni rasional. Ordonya yang mengharamkan makan biji kacang menunjukkan bahwa ia masih dipengaruhi mitos. Hal ini dapat disimpulkan bahwa mitos bangsa Yunani bukanlah agama yang berkualitas tinggi. Selain itu Sokrates meletakkan dasar bagi pendekatan deduktif. Pemikiran Sokrates dibukukan oleh Plato, muridnya. Hidup pada masa yang sama dengan mereka yang menamakan diri sebagai “sophis” (“yang bijaksana dan berpengetahuan”), Sokrates lebih berminat pada masalah manusia dan tempatnya dalam masyarakat, dan bukan pada kekuatan-kekuatan yang ada dibalik alam raya ini (para dewa-dewi mitologi Yunani). Pada masa Yunani Kuno berkembang pemikiran mengenai mencintai kebenaran/pengetahuan yang merupakan awal proses manusia mau menggunakan daya pikirnya, sehingga dia mampu membedakan mana yang riil mana yang ilusi.                                       
Periode filsafat Yunani merupakan periode terpenting dalam sejarah peradaban manusia. Hal ini disebabkan karena pada saat itu terjadi perubahan pola pikir mitosentris yaitu pola pikir yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam. Pada saat itu, gempa bumi bukanlah suatu fenomena biasa melainkan suatu fenomena di mana Dewa Bumi yang sedang menggoyangkan kepalanya.         
Orang Yunani awalnya sangat percaya pada dongeng-dongeng, mitos maupun takhyul, tetapi lama kelamaan mereka mampu keluar dari pengaruh mitologi dan mendapatkan dasar pengetahuan ilmiah. Karena manusia selalu berhadapan dengan alam yang begitu luas dan penuh misteri, timbul rasa ingin mengetahui rahasia alam itu, sehingga filosof alam berkembang pertama kali. Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting karena terjadi perubahan pola fikir manusia dari mitosentris menjadi logosentris. Pola pikir mitosentris yaitu pola pikir masyarakat yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam.

2.3  Fisika Zaman Yunani Kuno
Kebudayaan Yunani berjaya kira-kira antara 600 SM sampai dengan 200 M. Seluruh sejarah sains tampaknya tidak bisa menghindar dari peradaban Yunani. Demikian pula dengan sejarah perkembangan fisika. Meskipun fisika di zaman Yunani belum menjadi cabang ilmu yang terpisah karena masih menjadi bagian dari filsafat alam, serta belum mampu melahirkan satu bangunan teori dan belum menjadi prisip-prinip umum yang mampu menjelaskan semua fenomena alam, namun akar pemikiran fisika Yunani memiliki pengaruh yang kuat hingga saat ini (Darmodjo.1986). Setidaknya ada tiga aktifitas keilmuan Yunani yang berjasa bagi pertumbuhan sejarah fisika, yaitu matematika, obserfasi astronomi, dan spekulasi-spekulasi filsafat Yunani. Geometri adalah salah satu cabang terpentinng dari matematika yang pada zaman Yunani menjadi instrument utama bagi kesempurnaan studi fisika, karena hukum gerak benda-benda angkasa hanya dapat diekspresikan secara sempurna melalui geometri.
Aktifitas keilmuan selain matematika, yaitu kegiatan observasi dan pengamatan bintang yang dilakukan oleh para astronom Yunani, telah memberi kontribusi yang sangat berharga bagi perkembangan studi fisika. Bangsa Yunani mengamati bahwa di langit ada benda-benda yang kelihatan bergerak relatif terhadap bintang-bintang. Mereka menamakan benda-benda langit ini sebagai  planetan, yang berarti “pengelana”. Dan inilah yang kita kenal sebagai planet-planet mulai dari Markurius sampai Yupiter.
Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana proses perkembangan fisika pada zaman Yunani, berikut akan dikemukakan tokoh-tokoh utama yang berperan di dalam membangun fondasi fisika (Fathurrohman.2012):
a.      Thales (629-555 SM)
Thales dari Miletus adalah seorang filsuf Yunani dan astronom pertama. Dia adalah tokoh yang pertama yang mengembangkan konsep-konsep kosmologi (paham tentang struktur alam semesta). Thales berhasil mengembangkan metode survei dan trigonometri dari Bangsa Babilonia dan Mesir yang kemudian diterapkan untuk benda-benda langit. Dia mengusulkan bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta tersusun dari air dalam berbagai tingkat wujudnya (cair, padat, dan gas). Dan dia juga mengusulkan bahwa  alam semesta adalah sebuah bola air raksasa tempat bumi berada di dalam gelembung. Bumi mengambang di atas permukaan air, dan di atas bumi terdapat kumpulan air yang menjadi sumber datangnya hujan yang menimpa bumi. Benda-benda langit melayang di dalam air alam semesta dan bergerak sebagaimana dalam pengamatan.

b.      Pythagoras (580-500 SM)
Pythagoras adalah seorang filsuf dan matematikawan. Pemikiran terpentingnya dalam mazhab Pythagorean yaitu bilangan adalah segalanya. Pythagoras percaya bahwa angka enam adalah bilangan yang sempurna (bilangan yang apabila faktor-faktornya dijumlahkan akan menghasilkan bilangan itu sendiri) dan mengandung nilai mistis sehingga dipercaya sebagai simbol keseimbangan.
Pengaruh pemikiran mistis Pythagoras dapat dijumpai dalam karya Saint Augustine dalam bukunya The City Of God demikian (354:430) :
Six is a number perfect in itself, and not because god created all things in six days; rather, the converse is true. God created all things in six days because is number is perfect.
Selain dikenal sebagai ahli filsafat Pythagoras juga dikenal sebagai penemu hukum geometri yaitu panjang sisi miring (hipotenusa) pada segitiga siku-siku pada theorema Pythagoras ditentukan oleh perhitungan akar dari penjumlahan hasil kuadart dari kedua sisi yang lain.
Pythagoras adalah orang pertama yang mengembangkan gagasan bahwa alam semesta mengikuti hukum-hukum yang kuantitatif. Dia menyatakan bahwa masing-masing benda langit, yakni bulan, matahari, bumi, dan planet-planet terletak pada bola-bola kosentris (sepusat) yang berpusat mengitari pusat alam semesta (api pusat).
Menurut Pythagoras, keberaturan alam semesta mirip dengan keteraturan tangga nada pada dawai lira. Keteraturan dalam hal ini keteraturan numerik seperti pada perbandingan panjang dawai lira yang merupakan prinsip utama dala konsep alam semesta Pythagoras.

c.       Democritus (460-370 SM)
Pemikiran Yunani lain yang begitu berpengaruh dalam sejarah perkembangan fiika adalah teori atom Yunani. Teori atom Yunani dikemukakan oleh Democritus dan sekolah filsafatnya, khususnya guru democritus yang bernama Lucretus. Democritus mengajukan hipotesa yang sangat menarik bahwa seluruh materi terdiri atas partikel-partikel terkecil yang tidak bisa dibagi lagi.  Dengan kata lain, apabila bijih besi dipecah-pecah lagimaka akan sampai pada satu titik dimana bijih besi itu tidak dapat dipecah lagi. Titik terakhir inilah yang disebut atom.

d.      Euclid (325-265 SM)
Euclid merupakan orang yang paling berpengaruh dalam membangun teori geometri. Pengaruh teori Euclid begitu luas dan khususnya mengenai geometri bidang datar atau bidang tiga dimensi, yang telah diterima di dunia fisika ratusan tahun lamanya, sebagai kerangka geometri yang diyakini benar untuk memformulasikan hukum alam. Namun pembuktian geometri Euclid ternyata kurang akurat untuk menjelaskan bagian tertentu dari fenomena alam baru terjadi ketika sejumlah ahli geometrio abad 19 M menbuktikan kelemahan teori tersebut. Kemudian dikenal geometri-Non Euclid. Namun geometri Euclid masih tetap dominan pengaruhnya.

e.       Archimedes (287-212 SM)
Archimedes lahir di Syracuse, ia adalah putra dari ahli astronomi Phidias dan ketika dewasa menjadi sahabat baik Raja Hieron. Archimedes adalah orang yang dikenal menemukan hukum apung atau lazim dikenal dengan prinsip Archimedes, yang menyatakan bahwa Gaya apung (gaya ke atas) yang dialami oleh sebuah benda yang dicelupkan dalam fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan.
Selain dikenal sebagai penemu hukum terapungnya di juga menemukan skrup air.
f.       Plato
Plato adalah salah satu tokoh yamg berperan pula dalam perkembangan kosmologi Yunani kuno. Plato berpendapat bahwa lingkaran dan bola adalah bentuk geometri paling sempurna. Oleh sebab itu ia berpendirian bahwa semua benda langit bergerak dalam lintasan berbentuk lingkaran karena mereka semua diciptakan oleh makhluk yang paling sempurna, Tuhan. Menurutnya, semua benda langit bergerak mengitari bumi yang bulat dalam lintasan berbentuk lingkaran.

g.      Aristotle (384-322 SM)
Aristotle merupakan murid Plato, dia juga menyatakan bahwa bumi adalah pusat alam semesta. Aristotle mendirikan sekolah yang diberi nama Lyceum yang mengajarkan berbagai bidang ilmu khususnya biologi dan ilmu pengetahuan alam. Dia adalah orang yang pertama kali melakukan klasifikasi terhadap binatang dan tumbuhan.
Aristotle mengatakan bahwa alam semesta terdiri dari 55 buah bola sepusat, dan setiap bola menjadi tempat kedudukan satu benda langit. Bola-bola ini masing-masing berputar dengan kecepatan yang berbeda sehingga kadang-kadang ada yang kelihatan bergerak mundur untuk kemudian maju lagi seperti yang diamati pada Mars. Yang ini disebabkan karena kedudukan orbit Mars yang terletak di luar orbit bumi. Bola terluar dari ke 55 buah bola ini merupakan kedudukan bintang yang tetap diam.
Dalam konsep gerak Aristotle membagi kedalam tiga kelompok gerak, yaitu gerak kuantitatif, gerak kualitatif, dan gerak spasial. Gerak spasial dibagi dalam dua kelompok yaitu gerak spasial alam semesta  bagian atas dan gerak spasial alam semesta bagian bawah. Pada alam smesta bagian bawah, yakni dalam alam yamg disebut lingkaran sulunr, gerak alamiah  adalah gerak yang mengarah langsung ke pusat bumi. Bumi menurut Aristotle adalah pusat jagat raya atau lam semesta (geosentris). Sedangkan gerak alamiah di langit (alam semesta bagian atas) adalah gerak melingkar, sempurna, kontinu, dan tidak terbatas.
Aristotle berpendapat bahwa benda dapat bergerak hanya jika benda tersebut berhubungan langsung dengan penggeraknya. Jika penggerak tidak lagi berhubungan dengan benda yang digerakkan, maka benda akan berhenti.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
            Zaman ini berlangsung dari abad 6 SM sampai dengan sekitar abad 6 M. Zaman Yunani kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang memiliki kebebasan mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap menerima begitu saja, melainkan menumbuhkan sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis.
            Periode filsafat Yunani merupakan periode terpenting dalam sejarah peradaban manusia. Hal ini disebabkan karena pada saat itu terjadi perubahan pola pikir mitosentris yaitu pola pikir yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam.
            Meskipun fisika di zaman Yunani belum menjadi cabang ilmu yang terpisah karena masih menjadi bagian dari filsafat alam, serta belum mampu melahirkan satu bangunan teori dan belum menjadi prisip-prinip umum yang mampu menjelaskan semua fenomena alam, namun akar pemikiran fisika Yunani memiliki pengaruh yang kuat hingga saat ini. Adapun tokoh-tokoh utama yang berperan di dalam membangun fondasi fisika, yaitu: Thales, Pythagoras, Democritus, dan masih banyak lagi yang lainnya.


Daftar Pustaka
Darmodjo, Hendro. (1986). Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Karunika.
Yunani Kuno - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (Internet) (Terdapat di: http://id.wikipedia.org/wiki/Yunani_Kuno#Kronologi). [Diakses pada 14 Maret 2013]
Fathurrohman, Muhammad. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN PADA ZAMAN YUNANI KUNO | Muhammad Fathurrohman. (Internet) (Terdapat di : http://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/10/08/sejarah-perkembangan-ilmu-pengetahuan pada-zaman-yunani-kuno/) [Diakses pada 14 Maret 2013]
Anggi. BLOG RESMI ANGGIMS: Perkembangan Ilmu Pengetahuan Yunani Kuno. (Internet) (Terdapat di :http://anggims.blogspot.com/2009/09/perkembangan-ilmu-pengetahuan-yunani.html). [Diakses pada 14 Maret 2013].
Perkembangan ilmu pada zaman yunani kuno - Google Search. (Internet). (Terdapat di : https://www.google.com/search?q=Perkembangan+ilmu+zamn+yunani+kuno&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a) .[Diakses pada 14 Maret 2013].
Fadeli, M. Khoirul. Ilmu Pengetahuan dan Perkembangannya. (Internet).  (Terdapat di : http://blog.uin-malang.ac.id/fadeli/2012/03/14/ilmu-pengetahuan-dan-perkembangannya.). [diakses tanggal 17 Maret 2012].
Zamzawi, M. Shuban. 11 November 2011. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan. (Internet ). (Terdapat di :http://msubhanzamzami.wordpress.com/2010/11/11/sejarah-perkembangan-ilmu-pengetahuan). [diakses tanggal 17 Maret 2013]
Phytagoras. (Internet) (Terdapat di : http://id.wikipedia.org/wiki/Pythagoras). [diakses tanggal 17 Maret 2013].
Plato. (Internet) (Terdapat di : http://id.wikipedia.org/wiki/Plato). [diakses tanggal 17 Maret 2013].
Sains di Yunani. 11 Mei 2008. (Internet) (Terdapat di : http://www.budakfisika.net/2008/11/sains-di-yunani.html). (diakses tanggal 17 Maret 2013].
Thales. (Internet) (Terdapat di : http://id.wikipedia.org/wiki/Thales.). [diakses tanggal 17 Maret 2013].