Sejarah
Fisika
Sains Zaman Yunani Kuno
Disusun Oleh:
Kelompok : 4
Nama Anggota :
1.
Rizka Nur Agustin
2.
Rizki Utami
3.
Septania Pratiwi
4.
Orien
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin
tahu yang merupakan ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu
tentang benda-benda disekitarnya. seperti bulan, bintang, dan matahari. Bahkan
ingin tahu tentang dirinya sendiri. Ilmu pengetahuan merupakan pencarian makna
praktis, yaitu penjelasan yang bisa dimanfaatkan. Penjelasan ini telah menjadi
dasar ilmu pengetahuan manusia dari zaman pra-sejarah hingga awal abad ke-20.
Ternyata
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidaklah muncul dengan sendirinya.
Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang tidak pernah merasa puas akan ilmu
pengetahuan harus mengetahui secara detail sejarah perkembangan ilmu
pengetahuan dari waktu ke waktu.
1.2.Rumusan
Masalah
a.
Bagaimana peradaban sains pada zaman Yunani Kuno?
b.
Bagaimana
Karakteristik pemikiran manusia pada zaman Yunani Kuno?
c.
Mengapa zaman ini dikatakan zaman keemasan filsafat Yunani?
d.
Bagaimana ilmu fisika pada zaman Yunani Kuno?
1.3.Tujuan
a.
Dapat
mengetahui peradaban sains pada zaman Yunani Kuno.
b.
Dapat
mengetahui hasil peradaban dari zaman Yunani Kuno.
c.
Dapat
mengetahui karakter pemikiran manusia pada zaman Yunani Kuno.
d.
Dapat
mengetahui perkembangan ilmu fisika pada zaman Yunani Kuno.
e.
Dapat
mengetahui dan mengenal tokoh-tokoh utama yang berperan di dalam membangun
fondasi fisika.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Peradaban
Yunani Kuno
Zaman ini berlangsung dari abad 6 SM
sampai dengan sekitar abad 6 M. Zaman ini menggunakan sikap aninquiring
attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis), dan
tidak menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptve attitude mind (sikap
menerima segitu saja). Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh dengan subur.
Yunani mencapai puncak kejayaannya atau zaman keemasannya (zaman Hellenisme) di
bawah pimpinan Iskandar Agung (356-323 SM) dari Macedonia, yang merupakan salah
seorang murid Aristoteles.
Pada abad ke-0 M, perkembangan ilmu
mulai mendapat hambatan. Hal ini disebabkan oleh lahirnya Kristen. Pada abad
pertama sampai abad ke-2 M mulai ada pembagian wilayah perkembangan ilmu.
Wilayah pertama berpusat di Athena, yang difokuskan dibidang kemampuan
intelektual. Sedangkan wilayah kedua berpusat di Alexandria, yang fokus pada
bidang empiris.
Setelah Alexandria di kuasai oleh
Roma yang tertarik dengan hal-hal abstrak, pada abad ke-4 dan ke-5 M ilmu
pengetahuan pegetahuan benar-benar beku. Hal ini di sebabkan oleh tiga pokok
penting :
1. Penguasa Roma yang menekan kebebasan
berfikir.
2. Ajaran Kristen tidak disangkal.
3. Kerjasama gereja dan penguasa
sebagai otoritas kebenaran.
Walaupun
begitu, pada abad ke-2 M sempat ada Galen (bidang kedokteran) dan tokoh
aljabar, Poppus dan Diopanthus yang berperan dalam perkembangan pengetahuan.
Pada zaman ini banyak bermunculan ilmuwan terkemuka. Peradaban Yunani Kuno
mewariskan peradaban tinggi untuk dunia. Hasil dari peradaban itu bahkan sampai
sekarang tetap dijadikan rujukan berbagai disiplin ilmu. Hasil peradaban Yunani
Kuno yang sangat penting bagi masyarakat dunia adalah karya sastra. Ada satu karya sastra yang sangat terkenal
yaitu kitab IIIiad dan Odissesia, Kedua kitab
tersebut ditulis oleh Homerus. Kitab tersebut berisi kejadian sejarah perang
Troya. Sampai saat ini, karya sastra kuno ini menjadi rujukan penting dalam
perkembangan sastra.
Dalam
bidang ilmu pengetahuan dan filsafat, peradaban Yunani Kuno terbilang paling
banyak memberikan kontribusi bagi dunia sekarang ini. Pada masa Yunani lahir
filosof dan pemikir terkenal. Dari pemikiran-pemikiran mereka, berkembang
berbagai ilmu pengetahuan. Beberapa pemikir yang terkenal dari Yunani,
diantaranya adalah Socrates, Plato, dan Aristoteles. Hingga saat ini, buah dari
pemikiran-pemikiran mereka masih dikaji oleh barbagai kalangan. Sekalipun
sebenarnya, dalam perjalanannya para tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno
tersebut bersinggungan dengan tokoh-tokoh dari bangsa lain yang telah lebih
dahulu meletakkan dasar-dasar kajian ilmu pengetahuan. Namun merekalah yang
mengembangkan menjadi kajian yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Peradaban Yunani kuno masih terus dikenang sampai sekarang. Karya dan pemikiran
dari peradaban Yunani membawa pengaruh besar bagi kemajuan peradaban manusia.
2.2 Karakteristik
Pemikiran pada Masa Yunani Kuno
Zaman Yunani kuno dipandang sebagai
zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang memiliki kebebasan
mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima
pengalaman yang didasarkan pada sikap menerima begitu saja, melainkan
menumbuhkan sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis. Selanjutnya tumbuhlah sikap kritis
yang menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikir yang terkenal dan sikap
kritis inilah yang menjadikan cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern
yaitu sikap an inquiring (suatu sikap
yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis).
Pada zaman Yunani Kuno, ciri
pemikiran yang menonjol adalah kosmosentris, yang berarti mempertanyakan asal
usul alam semesta dan jagad raya sebagai salah satu upaya untuk menemukan asal
mula (arche) yang merupakan unsur
awal terjadinya gejala-gejala. Secara umum karakteristik filsafat Yunani kuno
adalah rasionalisme, yaitu suatu pemahaman tentang sebuah pengetahuan yang
lebih mengutamakan akal atau logika.
Pada masa Yunani Kuno pemikiran para
filosof masih di dominasi agama alam, yaitu pada masa Thales (640-545 SM), yang
menyatakan bahwa esensi segala sesuatu adalah air, belum murni bersifat
rasional. Argumen Thales masih dipengaruhi kepercayaan pada mitos Yunani.
Demikian juga Phitagoras (572-500
SM) belum murni rasional. Ordonya yang mengharamkan makan biji kacang
menunjukkan bahwa ia masih dipengaruhi mitos. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
mitos bangsa Yunani bukanlah agama yang berkualitas tinggi. Selain itu Sokrates
meletakkan dasar bagi pendekatan deduktif. Pemikiran Sokrates dibukukan oleh
Plato, muridnya. Hidup pada masa yang sama dengan mereka yang menamakan diri
sebagai “sophis” (“yang bijaksana dan
berpengetahuan”), Sokrates lebih berminat pada masalah manusia dan tempatnya
dalam masyarakat, dan bukan pada kekuatan-kekuatan yang ada dibalik alam raya
ini (para dewa-dewi mitologi Yunani). Pada masa Yunani Kuno berkembang
pemikiran mengenai mencintai kebenaran/pengetahuan yang merupakan awal proses
manusia mau menggunakan daya pikirnya, sehingga dia mampu membedakan mana yang
riil mana yang ilusi.
Periode filsafat Yunani merupakan
periode terpenting dalam sejarah peradaban manusia. Hal ini disebabkan karena
pada saat itu terjadi perubahan pola pikir mitosentris yaitu pola pikir yang
sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam. Pada saat itu, gempa
bumi bukanlah suatu fenomena biasa melainkan suatu fenomena di mana Dewa Bumi
yang sedang menggoyangkan kepalanya.
Orang Yunani awalnya sangat percaya
pada dongeng-dongeng, mitos maupun takhyul, tetapi lama kelamaan mereka mampu
keluar dari pengaruh mitologi dan mendapatkan dasar pengetahuan ilmiah. Karena
manusia selalu berhadapan dengan alam yang begitu luas dan penuh misteri,
timbul rasa ingin mengetahui rahasia alam itu, sehingga filosof alam berkembang
pertama kali. Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting karena
terjadi perubahan pola fikir manusia dari mitosentris menjadi logosentris. Pola
pikir mitosentris yaitu pola pikir masyarakat yang sangat mengandalkan mitos
untuk menjelaskan fenomena alam.
2.3 Fisika
Zaman Yunani Kuno
Kebudayaan Yunani berjaya kira-kira
antara 600 SM sampai dengan 200 M. Seluruh sejarah sains tampaknya tidak
bisa menghindar dari peradaban Yunani. Demikian pula dengan sejarah
perkembangan fisika. Meskipun fisika di zaman Yunani belum menjadi cabang ilmu
yang terpisah karena masih menjadi bagian dari filsafat alam, serta belum mampu
melahirkan satu bangunan teori dan belum menjadi prisip-prinip umum yang mampu
menjelaskan semua fenomena alam, namun akar pemikiran fisika Yunani memiliki
pengaruh yang kuat hingga saat ini (Darmodjo.1986). Setidaknya ada tiga aktifitas
keilmuan Yunani yang berjasa bagi pertumbuhan sejarah fisika, yaitu matematika,
obserfasi astronomi, dan spekulasi-spekulasi filsafat Yunani. Geometri adalah
salah satu cabang terpentinng dari matematika yang pada zaman Yunani menjadi
instrument utama bagi kesempurnaan studi fisika, karena hukum gerak benda-benda
angkasa hanya dapat diekspresikan secara sempurna melalui geometri.
Aktifitas keilmuan selain
matematika, yaitu kegiatan observasi dan pengamatan bintang yang dilakukan oleh
para astronom Yunani, telah memberi kontribusi yang sangat berharga bagi
perkembangan studi fisika. Bangsa Yunani mengamati bahwa di langit ada
benda-benda yang kelihatan bergerak relatif terhadap bintang-bintang. Mereka
menamakan benda-benda langit ini sebagai planetan, yang berarti “pengelana”. Dan inilah
yang kita kenal sebagai planet-planet mulai dari Markurius sampai Yupiter.
Untuk mengetahui lebih lanjut
bagaimana proses perkembangan fisika pada zaman Yunani, berikut akan
dikemukakan tokoh-tokoh utama yang berperan di dalam membangun fondasi fisika
(Fathurrohman.2012):
a. Thales (629-555 SM)
Thales
dari Miletus adalah seorang filsuf Yunani dan astronom pertama. Dia adalah
tokoh yang pertama yang mengembangkan konsep-konsep kosmologi (paham tentang
struktur alam semesta). Thales berhasil mengembangkan metode survei dan
trigonometri dari Bangsa Babilonia dan Mesir yang kemudian diterapkan untuk
benda-benda langit. Dia mengusulkan bahwa segala sesuatu yang ada di alam
semesta tersusun dari air dalam berbagai tingkat wujudnya (cair, padat, dan
gas). Dan dia juga mengusulkan bahwa alam semesta adalah sebuah bola air
raksasa tempat bumi berada di dalam gelembung. Bumi mengambang di atas
permukaan air, dan di atas bumi terdapat kumpulan air yang menjadi sumber
datangnya hujan yang menimpa bumi. Benda-benda langit melayang di dalam air
alam semesta dan bergerak sebagaimana dalam pengamatan.
b. Pythagoras (580-500 SM)
Pythagoras
adalah seorang filsuf dan matematikawan. Pemikiran terpentingnya dalam mazhab
Pythagorean yaitu bilangan adalah segalanya. Pythagoras percaya bahwa
angka enam adalah bilangan yang sempurna (bilangan yang apabila
faktor-faktornya dijumlahkan akan menghasilkan bilangan itu sendiri) dan
mengandung nilai mistis sehingga dipercaya sebagai simbol keseimbangan.
Pengaruh
pemikiran mistis Pythagoras dapat dijumpai dalam karya Saint Augustine dalam
bukunya The City Of God demikian (354:430) :
“Six is a number perfect in itself,
and not because god created all things in six days; rather, the converse is
true. God created all things in six days because is number is perfect”.
Selain
dikenal sebagai ahli filsafat Pythagoras juga dikenal sebagai penemu hukum
geometri yaitu panjang sisi miring (hipotenusa) pada segitiga siku-siku pada
theorema Pythagoras ditentukan oleh perhitungan akar dari penjumlahan hasil
kuadart dari kedua sisi yang lain.
Pythagoras
adalah orang pertama yang mengembangkan gagasan bahwa alam semesta mengikuti hukum-hukum yang kuantitatif. Dia menyatakan
bahwa masing-masing benda langit, yakni bulan, matahari, bumi, dan
planet-planet terletak pada bola-bola kosentris (sepusat) yang berpusat
mengitari pusat alam semesta (api pusat).
Menurut
Pythagoras, keberaturan alam semesta mirip dengan keteraturan tangga nada pada
dawai lira. Keteraturan dalam hal ini keteraturan numerik seperti pada
perbandingan panjang dawai lira yang merupakan prinsip utama dala konsep alam
semesta Pythagoras.
c. Democritus (460-370 SM)
Pemikiran Yunani lain yang begitu berpengaruh
dalam sejarah perkembangan fiika adalah teori atom Yunani. Teori atom Yunani
dikemukakan oleh Democritus dan sekolah filsafatnya, khususnya guru democritus
yang bernama Lucretus. Democritus mengajukan hipotesa yang sangat menarik
bahwa seluruh materi terdiri atas partikel-partikel terkecil yang tidak
bisa dibagi lagi. Dengan
kata lain, apabila bijih besi dipecah-pecah lagimaka akan sampai pada satu
titik dimana bijih besi itu tidak dapat dipecah lagi. Titik terakhir inilah
yang disebut atom.
d. Euclid (325-265 SM)
Euclid
merupakan orang yang paling berpengaruh dalam membangun teori geometri.
Pengaruh teori Euclid begitu luas dan khususnya mengenai geometri bidang datar
atau bidang tiga dimensi, yang telah diterima di dunia fisika ratusan tahun lamanya,
sebagai kerangka geometri yang diyakini benar untuk memformulasikan hukum alam.
Namun pembuktian geometri Euclid ternyata kurang akurat untuk menjelaskan
bagian tertentu dari fenomena alam baru terjadi ketika sejumlah ahli geometrio
abad 19 M menbuktikan kelemahan teori tersebut. Kemudian dikenal geometri-Non Euclid. Namun geometri Euclid masih tetap
dominan pengaruhnya.
e. Archimedes (287-212 SM)
Archimedes
lahir di Syracuse, ia adalah putra dari ahli astronomi Phidias dan ketika
dewasa menjadi sahabat baik Raja Hieron. Archimedes adalah orang yang dikenal
menemukan hukum apung atau lazim dikenal dengan prinsip Archimedes, yang
menyatakan bahwa “Gaya apung (gaya ke atas) yang dialami oleh sebuah benda
yang dicelupkan dalam fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan.”
Selain dikenal sebagai penemu hukum terapungnya di juga
menemukan skrup air.
f. Plato
Plato
adalah salah satu tokoh yamg berperan pula dalam perkembangan kosmologi Yunani
kuno. Plato berpendapat bahwa lingkaran dan bola adalah bentuk geometri paling
sempurna. Oleh sebab itu ia berpendirian bahwa semua benda langit bergerak
dalam lintasan berbentuk lingkaran karena mereka semua diciptakan oleh makhluk
yang paling sempurna, Tuhan. Menurutnya, semua benda langit bergerak mengitari
bumi yang bulat dalam lintasan berbentuk lingkaran.
g. Aristotle (384-322 SM)
Aristotle
merupakan murid Plato, dia juga menyatakan bahwa bumi adalah pusat alam
semesta. Aristotle mendirikan sekolah yang diberi nama Lyceum yang
mengajarkan berbagai bidang ilmu khususnya biologi dan ilmu pengetahuan alam.
Dia adalah orang yang pertama kali melakukan klasifikasi terhadap binatang dan
tumbuhan.
Aristotle
mengatakan bahwa alam semesta terdiri dari 55 buah bola sepusat, dan setiap
bola menjadi tempat kedudukan satu benda langit. Bola-bola ini masing-masing
berputar dengan kecepatan yang berbeda sehingga kadang-kadang ada yang
kelihatan bergerak mundur untuk kemudian maju lagi seperti yang diamati pada
Mars. Yang ini disebabkan karena kedudukan orbit Mars yang terletak di luar
orbit bumi. Bola terluar dari ke 55 buah bola ini merupakan kedudukan bintang
yang tetap diam.
Dalam
konsep gerak Aristotle membagi kedalam tiga kelompok gerak, yaitu gerak
kuantitatif, gerak kualitatif, dan gerak spasial. Gerak spasial dibagi
dalam dua kelompok yaitu gerak spasial alam semesta bagian atas dan gerak
spasial alam semesta bagian bawah. Pada alam smesta bagian bawah, yakni dalam
alam yamg disebut lingkaran sulunr, gerak alamiah adalah
gerak yang mengarah langsung ke pusat bumi. Bumi menurut Aristotle adalah pusat
jagat raya atau lam semesta (geosentris). Sedangkan gerak alamiah di langit
(alam semesta bagian atas) adalah gerak melingkar, sempurna, kontinu, dan tidak
terbatas.
“Aristotle berpendapat bahwa benda
dapat bergerak hanya jika benda tersebut berhubungan langsung
dengan penggeraknya. Jika penggerak tidak lagi berhubungan dengan benda yang
digerakkan, maka benda akan berhenti.”
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
Zaman ini berlangsung dari abad 6 SM
sampai dengan sekitar abad 6 M. Zaman Yunani kuno
dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang memiliki
kebebasan mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Bangsa Yunani juga tidak
dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap menerima begitu saja,
melainkan menumbuhkan sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis.
Periode filsafat Yunani merupakan
periode terpenting dalam sejarah peradaban manusia. Hal ini disebabkan karena
pada saat itu terjadi perubahan pola pikir mitosentris yaitu pola pikir yang
sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam.
Meskipun fisika di zaman Yunani belum menjadi cabang ilmu
yang terpisah karena masih menjadi bagian dari filsafat alam, serta belum mampu
melahirkan satu bangunan teori dan belum menjadi prisip-prinip umum yang mampu
menjelaskan semua fenomena alam, namun akar pemikiran fisika Yunani memiliki
pengaruh yang kuat hingga saat ini. Adapun tokoh-tokoh utama yang berperan di
dalam membangun fondasi fisika, yaitu: Thales, Pythagoras, Democritus, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Daftar
Pustaka
Darmodjo, Hendro. (1986). Filsafat Ilmu
Pengetahuan Alam. Jakarta : Karunika.
Yunani
Kuno - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (Internet) (Terdapat di: http://id.wikipedia.org/wiki/Yunani_Kuno#Kronologi). [Diakses pada 14 Maret 2013]
Fathurrohman,
Muhammad. SEJARAH PERKEMBANGAN
ILMU PENGETAHUAN PADA ZAMAN YUNANI KUNO |
Muhammad Fathurrohman. (Internet) (Terdapat di : http://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/10/08/sejarah-perkembangan-ilmu-pengetahuan pada-zaman-yunani-kuno/) [Diakses pada 14 Maret 2013]
Anggi.
BLOG RESMI ANGGIMS: Perkembangan Ilmu Pengetahuan Yunani Kuno. (Internet)
(Terdapat di :http://anggims.blogspot.com/2009/09/perkembangan-ilmu-pengetahuan-yunani.html). [Diakses pada 14 Maret 2013].
Perkembangan
ilmu pada zaman yunani kuno - Google Search. (Internet). (Terdapat di : https://www.google.com/search?q=Perkembangan+ilmu+zamn+yunani+kuno&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a) .[Diakses pada 14 Maret 2013].
Fadeli,
M. Khoirul. Ilmu Pengetahuan
dan Perkembangannya. (Internet). (Terdapat di : http://blog.uin-malang.ac.id/fadeli/2012/03/14/ilmu-pengetahuan-dan-perkembangannya.). [diakses tanggal 17 Maret
2012].
Zamzawi,
M. Shuban. 11 November 2011. Sejarah
Perkembangan Ilmu Pengetahuan. (Internet ). (Terdapat di :http://msubhanzamzami.wordpress.com/2010/11/11/sejarah-perkembangan-ilmu-pengetahuan). [diakses tanggal 17 Maret
2013]
Phytagoras.
(Internet) (Terdapat di : http://id.wikipedia.org/wiki/Pythagoras). [diakses tanggal 17 Maret
2013].
Plato.
(Internet) (Terdapat di : http://id.wikipedia.org/wiki/Plato). [diakses tanggal 17 Maret
2013].
Sains
di Yunani. 11 Mei 2008. (Internet) (Terdapat di : http://www.budakfisika.net/2008/11/sains-di-yunani.html). (diakses tanggal 17 Maret
2013].
Thales.
(Internet) (Terdapat di : http://id.wikipedia.org/wiki/Thales.). [diakses tanggal 17 Maret
2013].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar